Source Text
|
Google Translate
|
Target Text
|
CHILDHOOD DEPRESSION
“Nobody likes
me”is a common complaint in middle childhood, when children tend to be
popularity-conscious. But when these words were addressed to a school
principal by an 8-year-old boy in Florida whose classmates had accused him of
stealing from the teacher’s purse, it was a danger signal. The boy vowed that
he would never return to school- and he never did. Two days later, he hanged
himself by a belt from the top rail of his bunk bed.
Fortunately, depressed children
rarely go to such length, though suicide among young people is on the
increase. How can we tell the difference between a harmless period of the
“blues” (which we all experience at times) and a major affective
disorder-that is a disorder of mood? The basic symptoms of an affective
disorder are similar from childhood through adulthood, but some features are
age-specific (DSM III-R,1987).
Friendlessness is only one sign of
childhood depression. This disorder is also characterized by inability to
have fun or to concentrate, and by an absence of normal emotional reactions.
Depressed children are frequently tired, extremely active, or inactive. They
walk very little, cry a great deal, have trouble concentrating, sleep too
much or too little, lose their appetite, start doing poorly in school, look
unhappy, complain of physical ailments, feel overwhelmingly guilty, suffer
severe separation anxiety (which may take the form of school phobia), or
think often about death or suicide. Any four or five of these symptoms may
support a diagnosis of depression, especially when they represent a marked
change from the child’s usual pattern. Parents do not always recognize
“minor” problems like sleep disturbances, loss of appetite, and irritability as
signs of depression, but children themselves are often able to decribe how
they feel.
No one is sure of the exact cause
of depression in children or adults. There is some evidence for a biochemical
predisposition, which may be triggered by specific experiences. Depression
school-age-children are children likely to lack social and academic
competence, but it is not clear whether incompetence causes depression or
vice versa. The parents of depressed children are more likely to be depressed
themselves, suggesting a possible genetic factor, a reflection of general
stress in ill families, or the result of poor parenting practices by
disturbed parents
|
MASA KECIL DEPRESI
"Tidak ada yang suka me" adalah
keluhan umum di masa kecil menengah, ketika anak-anak cenderung popularitas
sadar. Tapi ketika kata-kata ini ditujukan kepada kepala sekolah oleh anak
berusia 8 tahun di Florida yang teman-teman sekelasnya telah menuduhnya
mencuri dari dompet guru, itu adalah sinyal bahaya. Anak itu bersumpah bahwa
ia tidak akan pernah kembali ke sekolah- dan dia tidak pernah melakukannya.
Dua hari kemudian, ia gantung diri oleh sabuk dari rel atas tempat tidurnya
.
Untungnya, anak-anak tertekan jarang pergi ke
panjang tersebut, meskipun bunuh diri di kalangan anak muda ini terus
meningkat. Bagaimana kita bisa membedakan antara periode berbahaya dari
"blues" (yang kita semua pengalaman di kali) dan gangguan-yang
afektif utama adalah gangguan mood? Gejala-gejala dasar dari sebuah gangguan
afektif yang sama dari masa kanak-kanak sampai dewasa, namun beberapa fitur
yang spesifik umur (DSM III-R, 1987).
Friendlessness hanya satu tanda depresi anak.
Gangguan ini juga ditandai dengan ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau
untuk berkonsentrasi, dan dengan tidak adanya reaksi emosional yang normal.
anak yang mengalami depresi sering lelah, sangat aktif, atau tidak aktif.
Mereka berjalan sangat sedikit, menangis banyak, sulit berkonsentrasi, tidur
terlalu banyak atau terlalu sedikit, kehilangan nafsu makan, mulai melakukan
buruk di sekolah, terlihat bahagia, mengeluhkan penyakit fisik, merasa sangat
bersalah, menderita kecemasan pemisahan parah (yang mungkin mengambil bentuk
fobia sekolah), atau sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri. Setiap
empat atau lima dari gejala-gejala ini dapat mendukung diagnosis depresi,
terutama ketika mereka mewakili perubahan yang nyata dari pola yang biasa
anak. Orang tua tidak selalu mengenali "kecil" masalah seperti
gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, dan mudah tersinggung sebagai tanda-tanda
depresi, tetapi anak-anak sendiri sering dapat decribe bagaimana perasaan
mereka.
Tidak ada yang yakin penyebab pasti depresi
pada anak-anak atau orang dewasa. Ada beberapa bukti untuk kecenderungan
biokimia, yang dapat dipicu oleh pengalaman tertentu. Depresi usia
sekolah-anak adalah anak-anak cenderung kurang kompetensi sosial dan
akademik, tetapi tidak jelas apakah ketidakmampuan menyebabkan depresi atau
sebaliknya. Orang tua dari anak yang mengalami depresi lebih mungkin
mengalami depresi sendiri, menunjukkan faktor yang mungkin genetik, merupakan
cerminan dari stres umum dalam keluarga yang sakit, atau hasil dari praktik
orangtua miskin oleh orang tua terganggu
|
DEPRESI MASA KECIL
'Tidak ada yang menyukaiku' adalah keluhan
lazim di pertengahan masa kecil, ketika anak cenderung sadar-popularitas.
Tetapi ketika kata-kata tersebut di tujukan terhadap kepala sekolah oleh anak
laki-laki berumur 8 tahun di Florida yang teman sekelasnya telah menuduh ia
mencuri dari dompet seorang guru, itu adalah sinyal bahaya. Anak laki-laki
itu bersumpah tidak akan pernah kembali lagi ke sekolah- dan ia tidak pernah
kembali lagi. Dua hari kemudian, ia menggantung diri menggunakan ikat
pinggang yang di ikat di atas gantungan tempat tidur tingkatnya.
Untungnya,
anak yang tertekan jarang sampai ke tahap itu, meskipun bunuh diri di
kalangan kaum muda telah meningkat. Bagaimana kita bisa membedakan antara
jangka "bersedih" tidak berbahaya (yang kita semua sering alami)
dan kelainan afektif utama- yaitu kelainan suasana hati? Gejala dasar dari
kelainan afektif mirip dari masa kecil sampai dewasa, tetapi beberapa
fiturnya adalah usia tertentu (DSM III-R,1987).
Ketidakpunyaan
teman hanya salah satu tanda dari depresi masa kecil. Kelainan ini juga di
tandai oleh ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau konsentrasi, juga oleh
ketiadaan dalam reaksi emosional normal. Anak yang depresi seringkali lelah,
terlalu aktif, atau tidak aktif. Mereka sedikit bergerak, banyak menangis,
memiliki kesulitan berkonsentrasi, tidur terlalu banyak atau sedikit,
kehilangan nafsu makan, kurang baik di sekolah, terlihat tidak bahagia,
mengeluh karena penyakit fisik ringan, merasa sangat bersalah, menderita
kecemasan parah dengan perpisahan (dalam bentuk lain fobia sekolah), atau
sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri. Empat atau lima dari gejala
tersebut mendukung diagnosa depresi, terutama ketika mereka menunjukan tanda
perubahan dari pola biasa anak. Orang tua tidak selalu menyadari permasalahan
"kecil" seperti gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, dan cepat
marah sebagai tanda depresi, tetapi mereka sendiri sering menjelaskan
bagaimana yang mereka rasakan.
Tidak
ada yang yakin terhadap penyebab pasti dari depresi pada anak atau orang
dewasa. Ada beberapa bukti untuk kecenderungan biokimia, yang mungkin di picu
oleh pengalaman tertentu. Depresi usia-sekolah-anak adalah anak cenderung
kurang kompentensi sosial dan akademis, tetapi itu belum jelas apakah
ketidakmampuan sebabkan depresi atau sebaliknya. Orang tua dari anak yang
depresi lebih mungkin menjadi depresi sendiri, menyarankan kemungkinan faktor
genetik, sebuah cerminan dari stres lazim di keluarga yang sakit, atau hasil
dari buruknya penerapan pengasuhan oleh orang tua yang terganggu.
|
Tuesday, March 15, 2016
TUGAS 1 PENERJEMAHAN BERBANTUAN KOMPUTER
Subscribe to:
Posts (Atom)