Nama :
Jesika
Kelas : 2
SA03
NPM :
13612929
Kewirausahaan Tugas 1
PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur adalah orang yang melakukan
aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai
atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."
Jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."
Jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru.
RUANG LINGKUP & PROSES TERBENTUKNYA KEWIRAUSAHAAN
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara
umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan
secara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
- Lapangan agraris
1) Pertanian
2) Perkebunan dan kehutanan - Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan - Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui - Lapangan perindustrian dan kerajinan
1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
·
Pengolahan
hasil pertanian
·
Pengolahan
hasil perkebunan
·
Pengolahan
hasil perikanan
·
Pengolahan
hasil peternakan
·
Pengolahan
hasil kehutanan
- Lapangan pemberi jasa
1) Sebagai pedagang perantara
2) Sebagai pemberi kredit atau perbankan
Tenaga wirausaha merupakan salah
satu unsur yang ikut serta dalam mencapai cita-cita nasional, yaitu mencapai
masyarakat adil dan makmur, baik material, maupun spiritual. Partisipasi
masyarakat dan para wirausaha perlu ditingkatkan, guna mencapai cita-cita
tersebut. Tenaga-tenaga para wirausaha adalah tenaga pelopor pembangunan dan
pejuang nasional,untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi
pengangguran.
Sadarilah bahwa lapangan kerja wirausaha itu begitu luas ruang lingkupnya dan perlu mendapat perhatian kita bersama dan perlu kita isi. Dengan terisinya lapangan kerja tersebut maka tingkat sosial ekonomi masyarakat, bangsa, dan negara akan meningkat. Tenaga-tenaga wirausaha harus dapat memajukan lingkungannya. Para wirausaha merupakan pejuang, pencipta, pengusaha, dan juga sebagai organisator pendekar bisnis, niaga, industri, dan kebudayaan.
Seperti kita ketahui bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika para siswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus mempunyai sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkannya.
Sadarilah bahwa lapangan kerja wirausaha itu begitu luas ruang lingkupnya dan perlu mendapat perhatian kita bersama dan perlu kita isi. Dengan terisinya lapangan kerja tersebut maka tingkat sosial ekonomi masyarakat, bangsa, dan negara akan meningkat. Tenaga-tenaga wirausaha harus dapat memajukan lingkungannya. Para wirausaha merupakan pejuang, pencipta, pengusaha, dan juga sebagai organisator pendekar bisnis, niaga, industri, dan kebudayaan.
Seperti kita ketahui bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika para siswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus mempunyai sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkannya.
Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah
menarik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian
ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori
tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior,
teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai
teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu
banyak teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha
adalah sebuah proses.
- Teori Life Path
Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.
Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausaha muncul karena dengan menjadi wirausaha mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut. - Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul karena adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kaca mata teori need dan motivasi tingkah laku, seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidup wirausaha. - Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.
Dari
definisi di atas, outcome expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan
seseorang mengenai hasil yang akan diperolehnya jika ia melaksanakan suatu
perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang
memperkirakan bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan
mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga. Imbalan ini berupa juga
insentif kerja yang dapat diperoleh dengan segera atau dalam jangka panjang.
Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif
yang sesuai dengan keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi
keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael
Dell, seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang
kuat bahwa bila dia geluti serius hobi modifikasi komputer yang diminati
teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal itu Dell
terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Dell
dan IBM terus bersaing di industri komputer.
Jenis Outcome Expectancy
Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif tersebut adalah:
a. Insentif primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan isiologis kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya. Insentif diperkuat nilainya jika seseorang dalam keadaan sangat kekurangan, seperti kurang makan/minum.
b. Insentif sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperoleh umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya. Misalnya anak kecil melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan insemtif sensoris berupa bunyi-bunyi baru atau berupa stimulus baru untuk dilihat atau orang dewasa yang bermain musik untuk memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.
c. Insentif sosial
Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman daripada reaksi yang berasal dari satu individu.
d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain. Hampir seluruh masyarakat menggunakan uang sebagai insentif. Hal ini disebabkan dengan uang, individu dapat memperoleh hampir semua hal yang diinginkannya, mulai dari pelayanan jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik, kesehatan, dan lain-lain.
e. Insentif yang berupa aktivitas
Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis, mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis. Ternyata dari penelitian terbaru diketahui bahwa beberapa aktivitas atau kegiatan fisik justru memberikan nilai insentif yang tersendiri pada individu.
f. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik melalui simbol atau secara nyata. Dengan kedudukannya yang tinggi dalam masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial, kepatuhan, dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha keras untuk mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.
g. Insentif berupa terpenuhinya standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksidiri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya. Seorang yang merasakan bahwa kemampuannya tidak akan dapat optimal bila hanya bekerja sebagai karyawan, akan lebih puas bila ia merasa bahwa dengan berwirausaha segenap potensinya dapat tersalurkan.
Jadi ada insentif-insentif tertentu yang umumnya diharapkan seseorang dengan menjadi wirausaha. Antara lain insentif primer, insentif sosial, insentif status dan pengaruh, dan insentif terpenuhinya standar internal.
Jenis Outcome Expectancy
Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif tersebut adalah:
a. Insentif primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan isiologis kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya. Insentif diperkuat nilainya jika seseorang dalam keadaan sangat kekurangan, seperti kurang makan/minum.
b. Insentif sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperoleh umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya. Misalnya anak kecil melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan insemtif sensoris berupa bunyi-bunyi baru atau berupa stimulus baru untuk dilihat atau orang dewasa yang bermain musik untuk memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.
c. Insentif sosial
Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman daripada reaksi yang berasal dari satu individu.
d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain. Hampir seluruh masyarakat menggunakan uang sebagai insentif. Hal ini disebabkan dengan uang, individu dapat memperoleh hampir semua hal yang diinginkannya, mulai dari pelayanan jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik, kesehatan, dan lain-lain.
e. Insentif yang berupa aktivitas
Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis, mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis. Ternyata dari penelitian terbaru diketahui bahwa beberapa aktivitas atau kegiatan fisik justru memberikan nilai insentif yang tersendiri pada individu.
f. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik melalui simbol atau secara nyata. Dengan kedudukannya yang tinggi dalam masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial, kepatuhan, dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha keras untuk mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.
g. Insentif berupa terpenuhinya standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksidiri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya. Seorang yang merasakan bahwa kemampuannya tidak akan dapat optimal bila hanya bekerja sebagai karyawan, akan lebih puas bila ia merasa bahwa dengan berwirausaha segenap potensinya dapat tersalurkan.
Jadi ada insentif-insentif tertentu yang umumnya diharapkan seseorang dengan menjadi wirausaha. Antara lain insentif primer, insentif sosial, insentif status dan pengaruh, dan insentif terpenuhinya standar internal.
DISIPLIN ILMU &
PERKEMBANGANYA DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam memghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Zimmerer ( 1996 ) “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu usaha disiplin serta
proses sistematis serta penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi
kebutuhan dan peluang di pasar.”
Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan
melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak
lahir, sehingga wirausaha tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang,
kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang
dapat diajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat
mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah
orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap
peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh sebab
itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup,
tetapi juga harus mempunyai pengetahuan tentang segala aspek usaha yang akan
ditekuninya.
Menurut Soeharto prawirokusumo, pendidikan
kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen, karena :
1.
Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat
teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2.
Kewirausahaan memiliki 2 konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan
usaha, yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang
memisahkan antara meejemen dan kepemilikan usaha.
3.
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemmpuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4.
Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dn
pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Sepert halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang
di bidang industry, kemudian berkembang dan diterapkan diberbagai bidang
lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami
evolusi yang pesat. Pada awalnya kewirausahaan berkembang dalam bidang
perdagangan, namun kemudian diterapkan di berbagai bidang lain seperti
industry, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan institusi lain seperti lembaga
pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. Dalam bidang-bidang
tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan
sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi juga sebagai kiat kehidupan
secara umum dalam jangka panjang untuk menciptakan peluang.
Dalam pengertian kewirausahaan diatas dapat
disimpulkan beberapa konsep seperti kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan bereda ( kreatif dan inovatif ), mengorganisasi, menanggung resiko,
berorientasi hasil, peluang, kepuasan diri, dan kebebasan. Terlepas dari berbagai definisi kewiraushaan yang dikemukakan oleh beberapa
ekonom, wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli
ekonom, ahli manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal.
·
Pandangan Ahli Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah
orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam,
tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai lebih
tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan
perubahan-[erubahan, inovasi, perbaikan produksi lainnya.
·
Pandangan Ahli Manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,
ketrampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi
usaha baru.
·
Pandangan Pelaku Bisnis
Wirausaha adalah orang yang menciptakan
suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud
memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan
mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko
yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang
usaha.
·
Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka
bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasan orang lain.
·
Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan
kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan
sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan pekerjaan yang
disenangi masyarakat. Menurut Schumpeter, wirausaha merupakan pengusaha yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang tehnik dan komersial ke
dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan
pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang perekonomian.
Kemungkinan-kemungkinan baru yang dimaksud adalah :
1.
Memperkenalkan produk atau kualitas baru suatu barang yang belum dikenal
konsumen.
2.
Melakukan metode produksi dari penemuan ilmiah dan cara-cara baru untuk
menangani suatu produk agar menjadi lebih mendatangkan keuntungan.
3.
Membuka suatu pasar baru, yaitu pasar yang belum pernah ada atau belum
pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan.
4.
Membuka suatu sumber dasar baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang
masih harus dikembangkan.
5.
Pelaksanaan organisasi baru.
TUJUAN KEWIRAUSAHAAN
Tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut :
- Meningkatkan jumlah para wirausaha yang
berkualitas.
- Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para
wirausaha untuk meng 7asilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
- Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan
kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul.
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi
Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN
David C. McClelland, mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship)
ditentukan oleh:
- Motif berprestasi (achivement)
- Optimisme (optimism)
- Sikap-sikap nilai (value attitudes)
- Status Kewirausahaan (entrepreneurial
status)
Ibnoe Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau
tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:
- Property Right (PR)
- Competenc/ability (C)
- Incentive (I)
- External Environment (E)
Kemampuan berwirausaha (entrprenuerial) merupakan fungsi dari perilaku
kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan
keberanian dalam menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, di implementasikan, dan akhirnya tumbuh berkembang.
Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, di implementasikan, dan akhirnya tumbuh berkembang.
CIRI-CIRI TAHAP PERMULAAN DAN PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki
tiga ciri penting, yaitu:
- Tahap imitasi dan duplikasi
- Tahap duplikasi dan pengembangan
- Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa
baru yang berbeda
- Tujuan dan Perencanaan
· Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (menciptakan
ide-ide ke pasar).
· Tumbuh sederhana, efisiensi, orientasi laba,
dan rencana, dan rencana langsung untuk mencapainya.
- Sifat atau ciri-ciri kunci personal:
· Memfokuskan pada masa yang akan datang.
· Pengambilan resiko yang moderat dengan tingkat
toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
· Pengetahuan teknik dan pengalaman inovasi pada
bidangnya.
· Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan
cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung.
· Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan
menggunakan orang lain dan sumber daya yang ada.
- Struktur pola sederhana dan luas dengan
jaringan kerja komunikasi yang luas secara horizontal.
· Otoritas pengambilan keputusan dimiliki oleh
wirausaha.
· Informal dan sistem kontrol personal.
· Struktur yang fungsional atau vertikal, akan
tetapi saluran komunikasi informal sering digunakan.
· Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan
kepada manajer level kedua.
· Kuasi formal (yaitu tidak terlalu kompleks
atau bekerja sama) dalam beroperasi.
LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN
· Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
· Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko
baik waktu maupun uang
· Membuat perencanaan usah, menorganisasikan,
dan menjalankannya
· Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar
usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
· Tidak kompeten dalam manajerial
· Kurang berpengalaman, baik itu kemampuan
teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya
· Kurang dapat mengendalikan keuangan
· Gagal dalam perencanaan
· Lokasi yang kurang memadai
· Kurangnya pengawasan peralatan
· Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam
berusaha
· Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA
Keuntungan :
· Otonomi
· Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
· Kontrol finansial
Kerugian :
· Pengorbanan personal
· Beban tanggung jawab
· Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan
gagal.
SUMBER :
http://formatmasadepan.forumotion.net/t3-faktor-faktor-pemicu-kewirausahaan
No comments:
Post a Comment