Tuesday, March 15, 2016

TUGAS 1 PENERJEMAHAN BERBANTUAN KOMPUTER


Source Text
Google Translate
Target Text
CHILDHOOD DEPRESSION


“Nobody likes me”is a common complaint in middle childhood, when children tend to be popularity-conscious. But when these words were addressed to a school principal by an 8-year-old boy in Florida whose classmates had accused him of stealing from the teacher’s purse, it was a danger signal. The boy vowed that he would never return to school- and he never did. Two days later, he hanged himself by a belt from the top rail of his bunk bed.

            Fortunately, depressed children rarely go to such length, though suicide among young people is on the increase. How can we tell the difference between a harmless period of the “blues” (which we all experience at times) and a major affective disorder-that is a disorder of mood? The basic symptoms of an affective disorder are similar from childhood through adulthood, but some features are age-specific (DSM III-R,1987).

            Friendlessness is only one sign of childhood depression. This disorder is also characterized by inability to have fun or to concentrate, and by an absence of normal emotional reactions. Depressed children are frequently tired, extremely active, or inactive. They walk very little, cry a great deal, have trouble concentrating, sleep too much or too little, lose their appetite, start doing poorly in school, look unhappy, complain of physical ailments, feel overwhelmingly guilty, suffer severe separation anxiety (which may take the form of school phobia), or think often about death or suicide. Any four or five of these symptoms may support a diagnosis of depression, especially when they represent a marked change from the child’s usual pattern. Parents do not always recognize “minor” problems like sleep disturbances, loss of appetite, and irritability as signs of depression, but children themselves are often able to decribe how they feel.
            No one is sure of the exact cause of depression in children or adults. There is some evidence for a biochemical predisposition, which may be triggered by specific experiences. Depression school-age-children are children likely to lack social and academic competence, but it is not clear whether incompetence causes depression or vice versa. The parents of depressed children are more likely to be depressed themselves, suggesting a possible genetic factor, a reflection of general stress in ill families, or the result of poor parenting practices by disturbed parents

MASA KECIL DEPRESI


"Tidak ada yang suka me" adalah keluhan umum di masa kecil menengah, ketika anak-anak cenderung popularitas sadar. Tapi ketika kata-kata ini ditujukan kepada kepala sekolah oleh anak berusia 8 tahun di Florida yang teman-teman sekelasnya telah menuduhnya mencuri dari dompet guru, itu adalah sinyal bahaya. Anak itu bersumpah bahwa ia tidak akan pernah kembali ke sekolah- dan dia tidak pernah melakukannya. Dua hari kemudian, ia gantung diri oleh sabuk dari rel atas tempat tidurnya
.
Untungnya, anak-anak tertekan jarang pergi ke panjang tersebut, meskipun bunuh diri di kalangan anak muda ini terus meningkat. Bagaimana kita bisa membedakan antara periode berbahaya dari "blues" (yang kita semua pengalaman di kali) dan gangguan-yang afektif utama adalah gangguan mood? Gejala-gejala dasar dari sebuah gangguan afektif yang sama dari masa kanak-kanak sampai dewasa, namun beberapa fitur yang spesifik umur (DSM III-R, 1987).

Friendlessness hanya satu tanda depresi anak. Gangguan ini juga ditandai dengan ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau untuk berkonsentrasi, dan dengan tidak adanya reaksi emosional yang normal. anak yang mengalami depresi sering lelah, sangat aktif, atau tidak aktif. Mereka berjalan sangat sedikit, menangis banyak, sulit berkonsentrasi, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, kehilangan nafsu makan, mulai melakukan buruk di sekolah, terlihat bahagia, mengeluhkan penyakit fisik, merasa sangat bersalah, menderita kecemasan pemisahan parah (yang mungkin mengambil bentuk fobia sekolah), atau sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri. Setiap empat atau lima dari gejala-gejala ini dapat mendukung diagnosis depresi, terutama ketika mereka mewakili perubahan yang nyata dari pola yang biasa anak. Orang tua tidak selalu mengenali "kecil" masalah seperti gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, dan mudah tersinggung sebagai tanda-tanda depresi, tetapi anak-anak sendiri sering dapat decribe bagaimana perasaan mereka.
Tidak ada yang yakin penyebab pasti depresi pada anak-anak atau orang dewasa. Ada beberapa bukti untuk kecenderungan biokimia, yang dapat dipicu oleh pengalaman tertentu. Depresi usia sekolah-anak adalah anak-anak cenderung kurang kompetensi sosial dan akademik, tetapi tidak jelas apakah ketidakmampuan menyebabkan depresi atau sebaliknya. Orang tua dari anak yang mengalami depresi lebih mungkin mengalami depresi sendiri, menunjukkan faktor yang mungkin genetik, merupakan cerminan dari stres umum dalam keluarga yang sakit, atau hasil dari praktik orangtua miskin oleh orang tua terganggu
DEPRESI MASA KECIL
           
           
'Tidak ada yang menyukaiku' adalah keluhan lazim di pertengahan masa kecil, ketika anak cenderung sadar-popularitas. Tetapi ketika kata-kata tersebut di tujukan terhadap kepala sekolah oleh anak laki-laki berumur 8 tahun di Florida yang teman sekelasnya telah menuduh ia mencuri dari dompet seorang guru, itu adalah sinyal bahaya. Anak laki-laki itu bersumpah tidak akan pernah kembali lagi ke sekolah- dan ia tidak pernah kembali lagi. Dua hari kemudian, ia menggantung diri menggunakan ikat pinggang yang di ikat di atas gantungan tempat tidur tingkatnya.

            Untungnya, anak yang tertekan jarang sampai ke tahap itu, meskipun bunuh diri di kalangan kaum muda telah meningkat. Bagaimana kita bisa membedakan antara jangka "bersedih" tidak berbahaya (yang kita semua sering alami) dan kelainan afektif utama- yaitu kelainan suasana hati? Gejala dasar dari kelainan afektif mirip dari masa kecil sampai dewasa, tetapi beberapa fiturnya adalah usia tertentu  (DSM III-R,1987).

            Ketidakpunyaan teman hanya salah satu tanda dari depresi masa kecil. Kelainan ini juga di tandai oleh ketidakmampuan untuk bersenang-senang atau konsentrasi, juga oleh ketiadaan dalam reaksi emosional normal. Anak yang depresi seringkali lelah, terlalu aktif, atau tidak aktif. Mereka sedikit bergerak, banyak menangis, memiliki kesulitan berkonsentrasi, tidur terlalu banyak atau sedikit, kehilangan nafsu makan, kurang baik di sekolah, terlihat tidak bahagia, mengeluh karena penyakit fisik ringan, merasa sangat bersalah, menderita kecemasan parah dengan perpisahan (dalam bentuk lain fobia sekolah), atau sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri. Empat atau lima dari gejala tersebut mendukung diagnosa depresi, terutama ketika mereka menunjukan tanda perubahan dari pola biasa anak. Orang tua tidak selalu menyadari permasalahan "kecil" seperti gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, dan cepat marah sebagai tanda depresi, tetapi mereka sendiri sering menjelaskan bagaimana yang mereka rasakan.
            Tidak ada yang yakin terhadap penyebab pasti dari depresi pada anak atau orang dewasa. Ada beberapa bukti untuk kecenderungan biokimia, yang mungkin di picu oleh pengalaman tertentu. Depresi usia-sekolah-anak adalah anak cenderung kurang kompentensi sosial dan akademis, tetapi itu belum jelas apakah ketidakmampuan sebabkan depresi atau sebaliknya. Orang tua dari anak yang depresi lebih mungkin menjadi depresi sendiri, menyarankan kemungkinan faktor genetik, sebuah cerminan dari stres lazim di keluarga yang sakit, atau hasil dari buruknya penerapan pengasuhan oleh orang tua yang terganggu.